Wednesday, June 30, 2010

Brazil

Siapa Bilang Brasil Tak Lagi Indah...?

Sejak Carlos Dunga ditunjuk sebagai pelatih Brasil banyak kritikan yang dilontarkan. Brasil dinilai tak lagi indah, Brasil sekarang bukanlah Brasil yang memainkan tradisi sepak bola jogo bonito sepak bola menyerang dari kaki ke kaki, Brasil sekarang disebut tak lagi bergoyang ala Samba -- tarian khas yang melekat sangat erat dengan gerakan indah, eksotik, dan erotis.

Sejak Dunga datang, Brasil hanyalah sebuah tim yang bermain efektif dan hanya mementingkan kemenangan. Socrates -- kapten tim Brasil pada Piala Dunia 1982 -- bahkan sampai menyebut Dunga telah mengubah dan menghina "pakem" sepak bola Brasil.

Penampilan dinamis, skill individu menawan, dan menyerang menjadi alasan utama mengapa Brasil mencatat rekor lima kali juara Piala Dunia. Namun filosofi ini sedikit dimodifikasi sejak kedatangan Dunga pada 2006. Inilah yang dikritik Socrates.

Tapi Dunga dan pasukannya menjawab tudingan itu tadi malam dengan mengalahkan Cile 3-1. Meski tak semurni tim Brasil 1970 -- tim yang dinilai sebagai tim terbaik yang pernah ada -- namun Kaka dkk menampilkan permainan yang super enak ditonton.

Maicon, Lucio, Juan, dan Michel Bastos begitu disiplin menjaga barisan belakang. Gilberto Silva, Dani Alves -- yang dimainkan sebagai gelandang -- serta Ramires, meyokong di serbuan Kaka, Robinho, dan Luis Fabiano. Gilberto Melo, Kleberson, dan Nilmar yang masuk belakang juga tak kalah apik. Hasilnya, gol Juan (35), Luis Fabiano (38) dan Robinho (59) menyeruak ke gawang Claudio Bravo.

Inilah kali pertama -- setidaknya di Piala Dunia -- kita menyaksikan Brasil tampil lebih attraktif. Di fase grup -- Korea Utara, Pantai Gading, bahkan Portugal -- diklaim lebih bertahan saat bertemu selecao. Tapi Cile bukanlah Korea Uyara, Pantai Gading, atau Portugal.

Saya salut dengan asuhan Marcelo Bielsa ini. Sejarah dan catatan rekor mereka kalah jauh dibandingkan Brasil, tapi mereka tak perduli soal itu. Alexis Sanchez, Arturo Vidal, Humberto Suazo terus berusaha merangsek meski akhirnya kalah. Ini terbukti dari statistik. Cile melakukan 15 usaha mencetak gol, hanya terpaut dua di bawah Brasil yang melakukan 17 tendangan. Jempol buat Cile.

"Kekuatan Brasil terlalu berat buat kami. Kami tak mampu menahan mereka," kataa Marcelo Bielsa.

Satu tiket sudah di tangan Brasil. Lawan berat menunggu di perempat final; Belanda, tim yang juga memiliki talenta sepadan. The Oranje melangkah mulus sejak babak grup. Denmark (2-0), Jepang (1-0), Kamerun (2-1), dan Slovakia (2-1), gagal menghadang langkah pasukan Bert van Marwijk ini.

Brasil vs Belanda, sebuah partai yang jangan sampai Anda lewatkan. Dua tim dengan dua kiblat, dua gaya, dan dua pakem berbeda -- tapi satu kesamaan menyerang -- akan saling bertemu.

No comments:

Post a Comment