Friday, June 25, 2010

Still about Italy ...

BERITA WORLD CUP 2010
Kapten Italia, Fabio Cannavaro (kiri), menghibur Fabio Quagliarella, yang menangis setelah Italia tersingkir dari penyisihan grup Piala Dunia 2010.
Jumat,25 Juni 2010 | 00:48 WIB
Italia Meratap, Selandia Baru Membanggakan

KOMPAS.com - Italia harus menanggung malu yang sangat besar di Piala Dunia 2010 ini. Datang dengan status juara bertahan, "Gli Azzurri" justru pulang lebih awal dengan linangan air mata karena membawa luka yang sangat dalam. Ya, luka yang membuat para pemain dan seluruh masyarakat sepak bola Italia (dan para pendukung) meratap.

Bagaimana tidak, "La Nazionale" tergabung di grup yang terbilang relatif ringan karena dihuni Paraguay, Selandia Baru dan Slovaki, sehingga mereka difavoritkan bakal mendapatkan satu tiket menuju babak 16 besar. Tetapi, tim besutan Marcello Lippi ini justru tersingkir secara tragis karena tidak pernah meraih kemenangan, dan dalam laga penentuan kalah 2-3 dari Slovakia. Inilah yang membuat duka menyelimuti langit Italia.

Edisi online Corriere della Sera, yang merupakan suratkabar terbesar di negara tersebut, mengatakan "Azzurri, Farewell to the World Cup." (Azzurri, selamat tinggal Piala Dunia). Sedangkan Repubblica menulis "hasil ini lebih buruk dari pada Korea," merujuk pada aib yang terjadi pada Piala Dunia 1966, ketika Italia di luar dugaan kalah 0-1 dari Korea Utara, yang membuat mereka juga tersingkir.

Ya, pada Piala Dunia edisi kedelapan tersebut, Italia juga tersingkir di fase penyisihan grup karena hanya menempati peringkat tiga. Tetapi waktu itu, Azzurri masih bisa sedikit tersenyum karena sempat mengecapi kemenangan 2-0 atas Chile (keseluruhan Italia kalah 0-1 dari Uni Soviet dan dipermalukan Korut).

Namun pada Piala Dunia 2010 ini, Italia benar-benar menjadi debu. Sudah tidak meraih kemenangan, mereka juga tersingkir karena menjadi juru kunci. Malah, juara dunia empat kali ini tertindas oleh Selandia Baru, yang levelnya jauh di bawah.

Padahal, dalam laga pamungkas melawan Slovakia di Stadion Ellis Park, Johannesburg, Kamis (24/6/10), para pendukung Italia di Roma sangat antusias menyaksikan pertandingan tersebut. Melalui layar raksasa, mereka menggelar nonton bersama untuk memberikan semangat kepada Fabio Cannavaro dan kawan-kawan, yang sedang berjuang mengejar tiket perdelapan final.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, Italia justru menerima kenyataan pahit. Alih-alih meraih kemenangan sehingga langkahnya tak ditentukan oleh hasil pertandingan Paraguay vs Selandia Baru, Azzurri justru terpuruk karena kalah 2-3. Ini berarti mereka harus mengikuti jejak rivalnya yang menjadi lawan pada final Piala Dunia empat tahun silam, Perancis, yang juga tersingkir secara memalukan.

Ketika Italia sudah tertinggal 0-2 lewat gol Robert Vittek, warga Italia sudah mulai berduka. Suasana kota menjadi hening, karena bukan cuma penonton di taman yang pulang dengan shock, tetapi mereka yang menyaksikan pertandingan di sejumlah pub pun beranjak dari tempat duduk. Hasil getir ini diterima dengan lapang dada.

Memang, melihat performa Azzurri sepanjang putaran final Piala Dunia 2010 ini, tak terlalu mengherankan jika mereka tersingkir. Selain dihuni para pemain tua (9 pemain berusia di atas 30 tahun) dan diselimuti cedera yang membekap beberapa pemain pilar, permainan Italia juga sangat buruk.

























No comments:

Post a Comment