KOMPAS.com - Italia harus  menanggung malu yang sangat besar di Piala Dunia 2010 ini. Datang dengan  status juara bertahan, "Gli Azzurri" justru pulang lebih awal dengan  linangan air mata karena membawa luka yang sangat dalam. Ya, luka yang  membuat para pemain dan seluruh masyarakat sepak bola Italia (dan para  pendukung) meratap.
Bagaimana tidak, "La Nazionale" tergabung di  grup yang terbilang relatif ringan karena dihuni Paraguay, Selandia Baru  dan Slovaki, sehingga mereka difavoritkan bakal mendapatkan satu tiket  menuju babak 16 besar. Tetapi, tim besutan Marcello Lippi ini justru  tersingkir secara tragis karena tidak pernah meraih kemenangan, dan  dalam laga penentuan kalah 2-3 dari Slovakia. Inilah yang membuat duka  menyelimuti langit Italia.
Edisi online Corriere della Sera,  yang merupakan suratkabar terbesar di negara tersebut, mengatakan  "Azzurri, Farewell to the World Cup." (Azzurri, selamat tinggal Piala  Dunia). Sedangkan Repubblica menulis "hasil ini lebih buruk  dari pada Korea," merujuk pada aib yang terjadi pada Piala Dunia 1966,  ketika Italia di luar dugaan kalah 0-1 dari Korea Utara, yang membuat  mereka juga tersingkir.
Ya, pada Piala Dunia edisi kedelapan  tersebut, Italia juga tersingkir di fase penyisihan grup karena hanya  menempati peringkat tiga. Tetapi waktu itu, Azzurri masih bisa sedikit  tersenyum karena sempat mengecapi kemenangan 2-0 atas Chile (keseluruhan  Italia kalah 0-1 dari Uni Soviet dan dipermalukan Korut).
Namun  pada Piala Dunia 2010 ini, Italia benar-benar menjadi debu. Sudah tidak  meraih kemenangan, mereka juga tersingkir karena menjadi juru kunci.  Malah, juara dunia empat kali ini tertindas oleh Selandia Baru, yang  levelnya jauh di bawah.
Padahal, dalam laga pamungkas melawan  Slovakia di Stadion Ellis Park, Johannesburg, Kamis (24/6/10), para  pendukung Italia di Roma sangat antusias menyaksikan pertandingan  tersebut. Melalui layar raksasa, mereka menggelar nonton bersama untuk  memberikan semangat kepada Fabio Cannavaro dan kawan-kawan, yang sedang  berjuang mengejar tiket perdelapan final.
Untung tak dapat  diraih, malang tak dapat ditolak, Italia justru menerima kenyataan  pahit. Alih-alih meraih kemenangan sehingga langkahnya tak ditentukan  oleh hasil pertandingan Paraguay vs Selandia Baru, Azzurri justru  terpuruk karena kalah 2-3. Ini berarti mereka harus mengikuti jejak  rivalnya yang menjadi lawan pada final Piala Dunia empat tahun silam,  Perancis, yang juga tersingkir secara memalukan.
Ketika Italia  sudah tertinggal 0-2 lewat gol Robert Vittek, warga Italia sudah mulai  berduka. Suasana kota menjadi hening, karena bukan cuma penonton di  taman yang pulang dengan shock, tetapi mereka yang menyaksikan  pertandingan di sejumlah pub pun beranjak dari tempat duduk. Hasil getir  ini diterima dengan lapang dada.
Memang, melihat performa  Azzurri sepanjang putaran final Piala Dunia 2010 ini, tak terlalu  mengherankan jika mereka tersingkir. Selain dihuni para pemain tua (9  pemain berusia di atas 30 tahun) dan diselimuti cedera yang membekap  beberapa pemain pilar, permainan Italia juga sangat buruk.
No comments:
Post a Comment